Kesenian Senjang Tradisi Pernikahan Musi Banyuasin
DOI:
https://doi.org/10.52436/1.jpti.300Kata Kunci:
Musi Banyuasin, Senjang, TradisiAbstrak
Kesenian senjang yang merupakan salah satu seni tradisi khas masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin. Tradisi lisan ini awalnya merupakan sebuah ungkapan hati seseorang yang dikemas dalam bentuk pertunjukan seni. Kesenian Senjang banyak berkembang di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, antara lain di Kecamatan Sungai Keruh, Kecamatan Babat Toman, Kecamatan Sanga Desa, dan Kecamatan Sekayu. Masing-masing wilayah memiliki kekhasan iramanya sendiri-sendiri. Meski kesenian Senjang populer di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dan para pelantunnya pun mayoritas berasal dari wilayah tersebut, tetapi tidak dapat dipastikan bahwa Kesenian Senjang berasal dari daerah ini. Sebab, Kesenian Senjang juga tumbuh dan berkembang di daerah lainnya di bagian hulu Sungai Musi. Senjang adalah salah satu bentuk media seni budaya yang menghubungkan antara orang tua dan generasi muda, serta antara masyarakat dan pemerintah. Hal yang disampaikan dapat berupa nasihat, kritik, aspirasi, maupun ungkapan rasa gembira. Masalah yang menjadi latar belakang penelitian ini karena kepandaian Senjang serupa itu sudah sangat langka. Tujuan penelitian Senjang serupa ini yaitu untuk mengangkat kembali kepandaian masyarakat tentang kepandaian Senjang serupa yang sudah sangat langka. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data: observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi lisan Senjang adalah sebagai bentuk media seni budaya yang menghubungkan orang tua dengan generasi muda atau bisa juga antara masyarakat dan pemerintah dalam menyampaikan aspirasi baik saran, kritik maupun penyampaian perasaan bahagia. Beberapa upaya telah dilakukan untuk melestarikan, memanfaatkan dan mengembangkannya Senjang melalui sekolah, galeri dan festival seni tradisi.
Unduhan
Referensi
A. Nesi, dkk., "Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Takanab: Kajian Ekolinguistik," Jurnal Pendidikan Universitas Sriwijaya 105 dan Kebudayaan Missio, vol.11, no. 11, pp. 71-90, 2019.
Arkanudin, dkk., Kearifan Lokal Prempuam Madura : Kearifan Lokal Dalam Perawatan Produksi Pasca Nifas (Studi Di Kabupaten Kalimatan Barat), Yogyakarta : Group Peneribitan Cv Budi Utama, 2019.
K. Saidah, Nilai-Nilai Kearifan Lokal dan Implementasinya dalam Pendidikan Sekolah Dasar, Banyuwangi : LPPM Instititut Agama Islam Genteng Banyuwangi, 2020.
B. Apriadi dan E. D. Chairunisa, "Senjang: Sejarah Tradisi Lisan Masyarakat Musi Banyuasin. Kalpataru", Jurnal Sejarah Dan Pembelajaran Sejarah, Vol. 4, No. 2, pp. 124, 2018. doi: 10.31851/kalpataru.v4i2.2492
R. Finnegan, Oral Traditions and The Verbal Art. A Guide to Research Practices, New York, Routledge, 1992
R. Sibarani, Kearifan Lokal: Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan, Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan, 2012.
A. Ardiansyah, "Pemanfaatan Tradisi Lisan Senjang Musi Banyuasin Sumatera Selatan Sebagai Identitas Kultural", Universtas Negeri Jakarta, 2016.
Z. A. Gaffar, Struktur Sastra Lisan Musi, Jakarta: Depdikbud, 1989. https://1001indonesia.net/mengenal-kesenian-senjang-dari-sumatera-selatan/
J. Peeters, Kaum Tuo-Kaum Mudo Perubahan Relegius di Palembang 1821-1942, Jakarta: INIS, 2020.
I. Sukma, "Keberadaan Kesenian Senjang Pada Masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan,” Institut Seni Indonesia (ISI), 2015.