Biopelet dari Eceng Gondok, Sekam, Dedak, Serbuk Gergaji dan Tongkol Jagung Ditinjau dari Komposisi Terhadap Kualitas Biopelet

Penulis

  • Dedek Karlina Program Studi Teknik Energi, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia
  • Fhikri Cahaya Fatoni Program Studi Teknik Energi, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia
  • Fikri Hidayatullah Program Studi Teknik Energi, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia
  • Erlinawati Akil Program Studi Teknik Energi, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia
  • Agus Manggala Program Studi Teknik Energi, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia
  • K.A Ridwan Program Studi Teknik Energi, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.52436/1.jpti.135

Kata Kunci:

biopellet, biomasa, kualitas, nilai kalor

Abstrak

Sebagian besar kebutuhan bahan bakar dipenuhi dari bahan bakar fosil dengan berbagai kegunaan untuk mendukung kegiatan masyarakat. Namun, ketersediaan bahan bakar saat ini semakin berkurang, terutama bahan bakar fosil. Biopellet merupakan bahan bakar biomassa padat dengan kerapatan dan keseragaman ukuran yang lebih baik daripada biomassa. Variabel yang mempengaruhi kesempurnaan pembakaran, ukuran partikel, dan karakteristik material. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bio pellet yang memenuhi standar SNI 8021-2014. Hasil penelitian untuk komposisi campuran eceng gondok, serbuk gergaji, dan tongkol jagung dapat diketahui bahwa kualitas pellet terbaik terdapat pada komposisi campuran eceng gondok 50% : 50% serbuk gergaji dan diameter 8 mm. pellet dengan kadar air 2,41%, kadar abu 2,02 %, zat terbang 63,98%, kadar karbon 31,59%, dan nilai kalor 5148,334 (kal/gr). Untuk campuran sekam padi dan dedak, komposisi 60% sekam padi: dedak 40% dan pellet diameter 9 mm dengan nilai kalor 5517,0128 (cal/gr), kadar air 8,81%, karbon tetap 9,10%, zat mudah menguap 78 0,77%, dan kadar abu 3,32%. Serta untuk komposisi campuran 70% tongkol jagung : hasil torefikasi tongkol jagung 30% dengan diameter pellet 8 mm, nilai kalor 5.271.7799 (cal/gr), kadar air 5,99%, abu kandungan 3,13%, kandungan volatile matter 72,06%, dan kandungan karbon terikat 18,83%. Dimana pellet tersebut telah mencapai Standar Nasional Indonesia 8021-2014.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

M. Falah and N. Nelza, "Pembuatan Biopelet dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai Bahan Bakar Terbarukan," Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life, pp. 90-95.

M. Zuhdi, "Kulit Kayu Pinus Sebagai Fortifier Biopelet Batang Singkong", Elearning IPB, Bogor: Institute Pertanian Bogor, 2018. http://Tep.Fateta.Ipb.Ac.Id/Elearning/.(Accessed June 25 2009)

W. Liliana, Peningkatan Kualitas Biopelet Bungkil Jarak Pagar Sebagai Bahan Bakar Melalui Teknik Karbonisasi, Fakultas Teknologi Pertanian, 2010.

Azhar and H. Rustamaji, "Bahan Bakar Padat Dari Biomassa Bambu Dengan Proses Torefikasi dan Densifikasi," Jurnal Rekayasa Proses, vol. 3, pp. 26-29, 2009.

T. Bantacut, D. Hendra and R. Nurwigha, "The Quality of Biopellet From Combination of Palm Shell Charcoal and Plam Fiber," Jurnal Teknologi Industri Pertanian, vol. 23, pp. 1-12, 2013.

P. Basu, Biomass gasification and pyrolisis, practical design and theory, United State: Academic Press, 2010.

D. Patabang, "Studi Karakteristik Termal Briket Arang Kulit Buah Kakao," Jurnal Mekanikal, vol. 2, pp. 23-31, 2011.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-02-16

Cara Mengutip

Karlina, D., Fatoni, F. C. ., Hidayatullah, F. ., Akil, E. ., Manggala, A., & Ridwan, K. . (2022). Biopelet dari Eceng Gondok, Sekam, Dedak, Serbuk Gergaji dan Tongkol Jagung Ditinjau dari Komposisi Terhadap Kualitas Biopelet. Jurnal Pendidikan Dan Teknologi Indonesia, 2(2), 63-67. https://doi.org/10.52436/1.jpti.135